Taman bunga mawar untuk Magdalena
Dulu dia adalah bunga desa, wajahnya cantik jelita, rambutnya hitam panjang sepinggang, saat itu dia masih SMP kelas 2. Dan aku adalah salah seorang pemujanya. Didunia remaja yang penuh suka dan duka. Aku tahu sekali dia gadis berhati baik selalu menyunggingkan senyuman manis setiap memandang wajah orang yang mengajaknya bicara dan yang paling aku suka adalah tatapan bola mata indahnya yang lekat penuh pesona. Yang paling dia sukai adalah kebun bunga mawar ibunya, dan setiap hari dia merawat dan menyiramnya. Orang tuanya adalah pedagang bunga yang berhasil, bunga bunga dari kebunnya di pesan oleh orang orang dari kota. Tentang bunga mawar Mahdalena pernah mengatakannya kepadaku sewaktu kami berjalan menuju kesekolah kami dipagi hari: "Suatu hari kalau punya rumah sendiri, akan kutanami halamannya dengan mawar mawar merah". Entah mengapa kata katanya itu seperti memberikan semangat dan harapan hidupku walaupun aku bukan pencinta bunga mawar. Aku membayangkan sebuah